Logika Matematika: Ingkaran, Konjungsi, Disjungsi, Implikasi, dan Biimplikasi | Matematika Kelas 11
Artikel kelas XI ini
membahas tentang logika matematika, mulai dari pengertian kalimat terbuka,
pernyataan dan negasi, serta pernyataan majemuk (konjungsi, disjungsi,
implikasi, dan biimplikasi)
--
Squad, apa yang kamu
bayangkan ketika mendengar kata “logika matematika”? Kalau kamu murid
laki-laki, mungkin akan bingung dan bertanya, “Kok matematika pakai
logika segala?”. Sementara sebagian perempuan akan berpikir, “Logika itu mah
urusan laki-laki! Perempuan tuh pakenya perasaan…”Hmmm.
Di dalam ilmu matematika, kamu juga
dapat mempelajari logika. Buat apa? Tentu aja, supaya mengasah otak kita dalam
penarikan kesimpulan-kesimpulan. Jadi, ke depannya kita tidak asal menduga
sesuatu. Tidak ada lagi deh kalimat ‘Kamu bilangnya mau jemput
jam 10. Kok telat? Pasti JALAN SAMA MANTAN YA?!’
Pernyataan dan Kalimat Terbuka
Hayo, dari gambar di atas, tahu
nggak bedanya pernyataan dan kalimat terbuka? Yak, pernyataan adalah
kalimat yang bisa benar atau bisa salah. Sementara kalimat terbuka
adalah jenis kalimat “yang belum diketahui kebenarannya”. Sehingga, untuk
menentukan benar atau salahnya, kita perlu pengamatan lebih lanjut.
Kalau kamu masih bingung seperti apa
itu contoh pernyataan, berikut adalah salah satu contohnya:
- Indonesia
Raya adalah lagu kebangsaan Indonesia. (pernyataan benar)
- Bika ambon
berasal dari Ambon. (pernyataan salah)
Di sisi lain, contoh dari kalimat
terbuka adalah sebagai berikut:
- 12x + 6 =
91 (pernyataan ini dinamakan kalimat terbuka karena masih harus dibuktikan
kebenarannya. Apakah benar 12x jika dijumlahkan dengan 6 akan menghasilkan
91?).
- Maaf ya,
aku semalem ketiduran. Hehehe. (Pernyataan ini dinamakan kalimat terbuka
karena masih harus dibuktikan kebenarannya. Apakah benar dia semalem nggak
bales karena ketiduran? Atau emang males aja
chat sama kamu?).
Setelah mengetahui apa itu
pernyataan dan kalimat terbuka, sekarang kita lanjut pembahasan mengenai
ingkaran/negasi/penyangkalan.
Ingkaran/negasi/penyangkalan (~)
Dari sebuah pernyataan, kita dapat
membuat pernyataan baru berupa “ingkaran/negasi/penyangkalan” atas pernyataan
tadi. Berikut adalah tabel kebenaran ingkaran:
*B = pernyataan bernilai benar
S = pernyataan bernilai salah
Artinya, jika suatu pertanyaan (p)
benar, maka ingkaran (q) akan bernilai salah. Begitu pula sebaliknya. Berikut
adalah contoh dalam matematika:
- p: Besi memuai jika dipanaskan
(pernyataan bernilai benar)
- ~p: Besi tidak memuai
jika dipanaskan (pernyataan bernilai salah).
Contoh lain:
- p: Semua unggas adalah burung.
- ~p: Ada unggas
yang bukan burung.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita
seringkali menemui orang menggunakan pernyataan negasi atas pernyataan orang
lain… yang berujung pada pertengkaran.
Oke, kembali fokus, Squad. Sudah mengerti tentang ingkaran atau
negasi, kan? Selanjutnya, kita akan memelajari pernyataan majemuk.
Apa itu pernyataan majemuk?
Dalam ilmu matematika,
terdapat 4 macam pernyataan majemuk:
Konjungsi (^)
Konjungsi adalah pernyataan majemuk
dengan kata hubung “dan”. Sehingga, notasi “p^q” dibaca “p dan q”.
Tabel nilai kebenaran konjungsi:
Dari tabel di atas, kita dapat
melihat bahwa konjungsi hanya akan benar jika kedua
pernyataan (p dan q) benar.
Contoh:
- p: 3
adalah bilangan prima (pernyataan bernilai benar)
- q: 3
adalah bilangan ganjil (pernyataan bernilai benar)
- p^q: 3 adalah bilangan prima dan ganjil (pernyataan bernilai benar)
Disjungsi (V)
Disjungsi adalah pernyataan majemuk
dengan kata hubung “atau”. Sehingga notasi “pVq” dibaca “p atau q”.
Tabel nilai kebenaran disjungsi:
Jika kita lihat pada tabel
kebenaran, disjungsi hanya salah jika kedua pernyataan (p dan q) salah.
Contoh:
- p: Paus adalah mamalia
(pernyataan bernilai benar)
- q: Paus adalah herbivora
(pernyataan bernilai salah)
- pVq: Paus adalah mamalia atau herbivora
(pernyataan bernilai benar)
Implikasi (->)
Implikasi adalah pernyataan majemuk
dengan kata hubung “jika… maka…” Sehingga notasi dari “p->q” dibaca “Jika p,
maka q”. Adapun tabel nilai kebenaran dari implikasi:
Dari tabel terlihat bahwa
implikasi hanya bernilai salah jika anteseden (p) benar, dan konsekuen
(q) salah.
Contoh:
- p: Andi belajar dengan aplikasi
ruangguru. (pernyataan bernilai benar)
- q: Andi dapat belajar di mana
saja. (pernyataan bernilai benar)
- p->q: Jika Andi belajar
dengan aplikasi ruangguru, maka Andi dapat
belajar di mana saja (pernyataan bernilai benar)
Biimplikasi (<->)
Biimplikasi adalah pernyataan
majemuk dengan kata hubung “… jika dan hanya jika”. Sehingga, notasi dari
“p<-> q” akan dibaca “p jika dan hanya jika q”.
Tabel nilai kebenaran Biimplikasi:
Dari tabel kebenaran tersebut, dapat
kita amati bahwa biimplikasi akan bernilai benar jika sebab dan
akibatnya (pernyataan p dan q) bernilai sama. Baik itu sama-sama
benar, atau sama-sama salah.
Contoh:
- p: 30 x 2 = 60 (pernyataan
bernilai benar)
- q: 60 adalah bilangan ganjil
(pernyataan bernilai salah)
- p<->q: 30 x 2 = 60 jika
dan hanya jika 60 adalah bilangan ganjil (pernyataan bernilai
salah).
Nah, itulah tadi pemahaman dari logika matematika baik
dalam penggunaan pernyataan dan kalimat terbuka, ingkaran, serta 4 macam
kalimat majemuk (konjungsi, disjungsi, implikasi, dan biimplikasi).
Sumber :
https://blog.ruangguru.com/logika-matematika
Tidak ada komentar:
Posting Komentar